'); /* http://gubhugreyot.blogspot.com * Agst, 17, 2012 - jQtooltip no-class */ -->

Jumat, 04 Januari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
MENGHITUNG SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)
IKAN NILA (Oreochromis niloticus)









Dosen Pengampu: Dra. Tri Wiharti, M.Si

Kelompok 4
Ari Mastuti                                        10.516.00001
Riris Prabowo Bayuaji                      10.516.00021
Septya Mulad Wulandari                  10.516.00004
Siti Tita Rosita                                  10.516.00023
Tika Arsita Sari                                 10.516.00013
Zeha Diesnazzulmi El Ashar               10.516.00017

FKIP BIOLOGI
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2013




I. PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Fisiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses  yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme besel tunggal maupun bersel banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik energetik maupun metabolik, Windarti et al (2010). Fisiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi.
Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat seperti air, ialah plasma. Sel-sel dan fragmen-fragmen sel merupakan unsur darah yang disebut unsur “jadi”. Sel-sel ini cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop biasa. Ada 3 tipe unsur “jadi” ialah sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leokosit dan keping-keping darah atau trombosit (Kimball, 1992).
Darah pada ikan dibentuk oleh beberapa organ pembentuk darah yaitu limpa, bagian korteknya membentuk eritrosit, trombosit dan ginjal berperan membentuk trombosit (Siregar,1999).
Pada dasarnya sel-sel darah dapat dibagi atas tiga unsur erytrosit, leukosit dan trombosit. Diantara tipe tersebut, sel-sel darah merah merupakan yang paling banyak jumlahnya (Raharjo, 1980).
B.     Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari praktikum ini bertujuan untuk menghitung sel darah merah (eritrosit) pada  ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Sedangkan manfaat praktikum ini dapat memberikan informasi tentang jumlah sel darah merah (eritrosit) khususnya untuk mahasiswa biologi semester V Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Phylum            : Chordata
Super kelas      : Pisces
Kelas               : Osteichthyes
Sub-kelas         : Acanthoptherigii
Ordo                : Percomorphi
Sub-ordo         : Percoidea
Famili              : Cichlidae
Genus              : Oreochromis
Spesies            : Oreochromis niloticus
Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk (tubuh nila memanjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar. Betuk matanya besar dan menonjol dengan tepi berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus di bagian tengah tubuh, kemudian berlanjut lagi, tetapi letaknya lebih ke bawah dibandingkan dengan letak garis yang memanjang di atas sirip dada. jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip duburnya memiliki jari-jari lemah, tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip punggung dan sirip dada berwarna. hitam. Pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam.
Nila memiliki lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip perut (venteral fin), sirip anal (anal fin),dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
Eritrosit (sel darah merah) ikan Nila tidak berinti, bewarna merah kekuningan. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter berkisar 7-36 mikron. jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ ml. Sedangkan jumlah sel putih sekitar 200.000- 300.000 sel/ ml (Lukistyowati et al 2006).
                            



















III. METODE PRAKTIKUM

A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 2 Januari 2013 pukul 10.00-12.30 WIB di Laboratorium FKIP Biologi Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
B.     Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu darah ikan nila, larutan hayem dan larutan eter.
Alat-alat yang digunakan adalah pisau bedah untuk membedah ikan, pipet eritrosit untuk mengambil darah, bilik hitung Nuebauer, cover glass, mikroskop untuk mengamati preparat darah, baki untuk tempat ikan, tissue dan serbat sebagai lap serta alat tulis untuk mencatat.
C.    Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan langsung dengan cara makroskopis dan mikroskopis.
D.    Prosedur Praktikum
1.     Membius ikan nila dengan larutan eter
2.     Membedah ikan dengan menggunakan pisau bedah
3.     Mengambil darah ikan nila menggunakan pipet eritrosit sampai strip 0,5 dengan bekerja secepat mungkin agar darah tidak membeku.
4.     Mengambil larutan hayem sampai strip 101. Pengenceran yang dilakukan adalah 200 kali.
5.     Memegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari tengah dan kocoklah atau menggoyangkan pipet tersebut dengan gerakan  seperti membentuk angka delapan, agar larutan bercampur dengan darah secara merata.
6.     Mengambil bilik hitung Neurbauer lengkap dengan cover glass. Membuang 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke dalam bilik hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.
7.     Melihat di bawah mikroskop, akan terlihat butir-butir darah merah dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Dalam 1 kotak besar terdapat 16 kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah yang terdapat dalam 80 kotak kecil (5 kotak besar).

Jumlah sel darah merah per mili liter dihitung dengan rumus menurut Schaperclaus :
N = n x 104
Keterangan :
N = jumlah sel darah merah dalam 1 mililiter darah
n = jumlah sel darah merah yang terdapat pada 80 kotak kecil
















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL


B.     PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang diperoleh dari kelompok kami, eritosit ikan nila tidak mengandung inti. Jumlah eritrosit tidak bisa dihitung karena bilik hitung tidak terlihat dalam mikroskop.
Pada dasarnya darah terdiri dari plasma, sel darah merah dan sel darah putih. Jumlah sel darah ini bervariasi, tergantung dari musim, spesies serta kondisi kesehatan ikan. Pada ikan- ikan budidaya di Pekanbaru, seperti ikan mas, nila, baung, patin, lele, dan bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ ml.
Eritrosit (sel darah merah) ikan Nila tidak berinti, bewarna merah kekuningan. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada spesies (jenis dan ukuran) ikannya. Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar antara 20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat didalam eritrosit (Mudjiman, 2001).



V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami peroleh sel darah merah pada ika Nila tidak berinti dan jumlah sel darah merah sekitar 2-3 juta sel/ ml.

B.     Saran
            Para praktikan dapat melakukan perhitungan sel darah merah ataupun putih dengan teliti agar kesalahan dalam perhitungan sel darahnya tidak terjadi. dapat melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh serta menggunakan waktu praktikum dengan sebaik-baiknya.















DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar